Januari 16, 2010

Tenaga Perawat Indonesia Sulit Tembus AS

BANDUNG — Tenaga perawat Indonesia sulit menembus pasar kerja Amerika Serikat karena belum memenuhi kriteria yang ditetapkan. Direktur PT Roll Internusa Mandiri, Juliati Simanjuntak mengatakan hal itu Rabu (29/9) di Universitas Padjajaran Bandung.

”Perawat Indonesia pendidikannya rata-rata D III dan S1. Sedangkan perawat di AS paling tinggi hanya setara D-II,” ujar Juliati. Sayangnya pendidikan tersebut belum mampu diunggulkan oleh perawat Indonesia agar dapat bersaing di AS. Kelemahan paling mencolok perawat Indonesia adalah kurangnya kemampuan berbahasa Inggris.

Padahal kemampuan berbahasa Inggris tersebut selama ini selalu menjadi syarat utama yang diberlakukan di AS. Menurut Juliati apabila syarat utama ini mampu dipenuhi maka perawat Indonesia diyakini mampu bersaing dalam berebut pasar kerja di AS.

Saat ini saja kebutuhan perawat di AS setiap tahun mencapai 500 ribu orang. Kebutuhan tersebut kini mayoritas diisi oleh perawat asal Filipina. Juliati mengatakan dengan skill yang dimiliki, perawat Indonesia dipastikan hanya mampu bersaing di Timteng dan Asean.

Peningkatan skill merupakan upaya yang harus dilakukan oleh perawat Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 400 akademi perawat yang mampu menghasilkan lulusan perawat sebanyak 18 ribu orang setiap tahunnya.

Di AS gaji perawat, sebut Juliati, rata-rata adalah USD 4.200/bulan. Sementara di Eropa seperti Inggris gaji perawat rata-rata adalah 1.700 Poundsterling/bulan. Sedangkan di negara Timteng dan Asean gaji perawat tidak lebih dari setengah gaji yang diberlakukan di AS dan Eropa.
(dio)

BANDUNG — Tenaga perawat Indonesia sulit menembus pasar kerja Amerika Serikat karena belum memenuhi kriteria yang ditetapkan. Direktur PT Roll Internusa Mandiri, Juliati Simanjuntak mengatakan hal itu Rabu (29/9) di Universitas Padjajaran Bandung.

”Perawat Indonesia pendidikannya rata-rata D III dan S1. Sedangkan perawat di AS paling tinggi hanya setara D-II,” ujar Juliati. Sayangnya pendidikan tersebut belum mampu diunggulkan oleh perawat Indonesia agar dapat bersaing di AS. Kelemahan paling mencolok perawat Indonesia adalah kurangnya kemampuan berbahasa Inggris.

Padahal kemampuan berbahasa Inggris tersebut selama ini selalu menjadi syarat utama yang diberlakukan di AS. Menurut Juliati apabila syarat utama ini mampu dipenuhi maka perawat Indonesia diyakini mampu bersaing dalam berebut pasar kerja di AS.

Saat ini saja kebutuhan perawat di AS setiap tahun mencapai 500 ribu orang. Kebutuhan tersebut kini mayoritas diisi oleh perawat asal Filipina. Juliati mengatakan dengan skill yang dimiliki, perawat Indonesia dipastikan hanya mampu bersaing di Timteng dan Asean.

Peningkatan skill merupakan upaya yang harus dilakukan oleh perawat Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 400 akademi perawat yang mampu menghasilkan lulusan perawat sebanyak 18 ribu orang setiap tahunnya.

Di AS gaji perawat, sebut Juliati, rata-rata adalah USD 4.200/bulan. Sementara di Eropa seperti Inggris gaji perawat rata-rata adalah 1.700 Poundsterling/bulan. Sedangkan di negara Timteng dan Asean gaji perawat tidak lebih dari setengah gaji yang diberlakukan di AS dan Eropa.
(dio)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar